BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil
Riset Kesehatan Dasar Nasional (RiskeSDN Srondol Wetan 02 as) tahun 2013
menyebutkan bahwa prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9%,
dengan proporsi kelompok umur 10 – 14 tahun sebanyak 25,2% dan proporsi
kelompok umur 15 – 24 tahun sebanyak 24,3% (Riskesdas, 2013).
Riset Kesehatan
Dasar 2013 (Riskesdas, 2013) prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut
sebesar 25,9% dan 14 provinsi mempunyai angka diatas angka nasional. Dari 25,9%
yang bermasalah kesehatan gigi dan mulut ternyata hanya 31,1% yang mendapatkan
perawatan. Di Indonesia angka prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut
adalah 20,6 %.
Pengetahuan
merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku, terutama perilaku kesehatan. Perilaku
kesehatan adalah tindakan manusia untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan (Amalia.R.P.dkk,2017). Rendahnya pengetahuan mengenai kesehatan
merupakan faktor dari perilaku masyarakat terhadap kesehatan yang mengarah
kepada timbulnya suatu penyakit.Pengetahuan ini erat pula kaitannya dengan
sikap seseorang tentang penyakit dan upaya pencegahannya (Budiharto,
2009).Salah satu adalah Pengetahuan mengenai kesehatan gigi anak menjadi hal
keharusan bagi orang tua demi perkembangan dan pertumbuhan gigi-gigi anaknya.
Pengetahuan dan kemampuan orang tua dalam menjaga kesehatan gigi anak dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain yaitu usia, pendidikan, status
sosial ekonomi, pengalaman, informasi media massa dan lingkungan (Haeriyah,2013).
Pengetahuan
orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya sikap dan perilaku yang
mendukung atau tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak. Gigi bagi seorang
anak sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Fungsi gigi
sangat diperlukan yaitu sebagai alat pengunyahan, membantu dalam berbicara,
keseimbangan wajah, penunjang estetika wajah dan khususnya gigi sulung berguna
sebagai panduan pertumbuhan gigi tetap terutama pada masa usia sekolah dasar
(Yolanda, 2014).
Orang
tua yang mengetahui priode pertumbuhan gigi-geligi baik gigi susu maupun gigi
tetap akan sangat membantu. Bukan hanya dalam segi perawatan dalam menjaga
kebersihannya, tetapi juga mencegah agar anak-anak tidak melakukan kebiasaan
buruk (Machfoedz, I,Zein , A Y. 2005).
Anak
usia sekolah dasar merupakan masa-masa periode gigi campuran yaitu, masa
peralihan saat tanggalnya gigi susu dan saat tumbuhnya gigi tetap dan merupakan
usia yang dianggap rawan terhadap penyakit gigi dan mulut (Fenanlampir, dkk,
2014). Masalah yang sering terjadi pada gigi anak usia sekolah selain masalah
karies yaitu persistensi gigi.
Persistensi gigi susu adalah gigi
sulung yang masih bertahan pada lengkung gigimelebihi seharusnya dari waktu
tanggal, diperkirakan pada usia 6-12 tahun hampir seluruhnya tanggal dari
soketnya dan digantikan dengan gigi permanen. Persistensi gigi dapat
menyebabkan terhambatnya dan terganggunya erupsi gigi permanen, terjadinya
makloklusi, dan permasalahan orthodontik lainnya. Salah satu faktor penyebab
persistensi gigi yaitu, malnutrisi pada masa pertumbuhan (Rizal, 2017).
Persitensi gigi sulung tidak
mempunyai penyebab tunggal tetapi merupakan gangguan yang disebabkan
multifaktor. Akar gigi sulung secara normal akan diresorbsi sempurna sehingga
gigi sulung menjadi goyang dan tanggal beberapa saat sebelum gigi permanen
pengganti erupsi. Akibat yang ditimbulkan dari persistensi gigi antara
lain,karies gigi, maloklusi dan juga berkurangnya estetika (terutama pada gigi
depan). Padakeadaan ini pencabutan gigi merupakan salah satu solusi dari
kelainan yang telah terjadi (Yani, 2016).
B. Identifikasi Masalah
Faktor-faktor menyebabkan terjadinya persistensi adalah faktor pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan yang diterima oleh orang tua, sehingga orang
tua tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan persistensi dan akibatnya.
Berdasarkan survey lapangan yang dilakukan di SDN Srondol Wetan 02 dengan melihat keadaangigi anak didapatkan bahwa masih banyak terdapat persistensi pada gigi anak di sekolah tersebut.
C. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya faktor-faktor yang menyebabkan
kurangnya pengetahuan
orang tua terhadap persistensi pada gigi anak di SDN Srondol Wetan 02
D.
Tujuan
1. Tujuan
Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan
orang tua terhadap kasus persistensi pada gigi anak
2.
Tujuan Khusus
a. Untuk mendeskripsikan
pengetahuan orang tua terhadap jumlah dan jenis gigi.
b. Untuk mendeskripsikan pengetahuan orang tua
terhadap pertumbuhan gigi.
c. Untukmendeskripsikan pengetahuan orang tua
terhadap persistensi gigi.
E.
Manfaat
BAB II
PROGRAM KEGIATAN
A. Pendekatan Dalam Penyuluhan Persistensi Gigi
Pada Anak
1. Advokasi
Pendekatan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan kepada pihak sekolah, untuk mendukung kegiatan penyuluhan persistensi
pada anak dengan sasaran penyuluhan yaitu orang tua murid
2. Social Support (Dukungan Social)
Dimana tenaga kesehatan besama sama deSngan
para guru yang telah diberikan pelatihan atau pengetahuan persistensi gigi anak
dari sd tersebut untuk melakukan penyuluhan atau kegiatan tersebut
3. Empowerment (Pemberdayaan Masyarakat)
Orang tua murid mengetahui dan memahami cara
merawat dan menjaga gigi anak, terutama dalam pengetahuan pertumbuhan gigi
dalam pencegahan gigi yang persistensi
B.
Rangkaian kegiatan
Kegiatan ini akan dilaksanakan sebanyak 3 hari, yaitu :
1.
Hari Pertama
a.
Memberikan kuesioner kepada orang tua siswa/i kelas I,II dan III
2.
Hari Kedua
a.
Menganalisis kuesioner yang sudah dikembalikan oleh siswa/i
3.
Hari Ketiga
a.
Memberikan penyuluhan kepada orang tua siswa/I kelas I, II, dan III
4.
Tempat dan Waktu Kegiatan
Kegiatan “penyuluhan mengenai kasus persistensi” akan dilaksanakan di SD Srondol Wetan 02 pada bulan Agustus 2019 pukul 07.00 - selesai.
5.
Sumber Dana
Adapun sumber dana yang
diharapkan didapat dari :
1.
Sumbangan dari SD Srondol Wetan 02
2.
Sumbangan dari swadana siswa/i SD Srondol Wetan 02
6.
Rencana Anggaran
1.
Anggaran ATK
a.
Kertas
HVS @Rp.35.000,-x 1 Rim
=Rp. 35.000,-
b.
Pulpen @Rp.
5.000,-x 3 Buah =Rp. 15.000,-
c.
Fleshdisc sebanyak 1 buah = Rp.
80.000,-
2.
Anggaran Konsumsi
a.
Snack @Rp. 10.000,- x 120 kotak
=Rp. 1.200.000,-
J U M L A H =RP.1.320.000,-
3.
Susunan Kepanitiaan
a.
Penanggung Jawab :
Hermien Nugraheni, SKM, M.Kes
b.
Ketua :
Muhammad Syafe’i
c.
Wakil Ketua :
Xisto De Deus
d.
Sekertaris :
Masita
e.
Bendaraha :
Fitri Purnama Sari
f.
Bag. Administrasi :
Elisabeth De F. B. De
Sousa
g.
Bag. Perlengkapan :
Maria F. Da Costa De
Jesus
h.
Bag. Konsumsi :
Ristina
i.
Bag. Acara :
Elisabet Bota
4.
Susunan Acara
Hari, Tanggal
|
Waktu
|
Acara
|
Penanggung jawab
|
Senin, 26 Agustus 2019
|
07.00 - 10.00
|
Memberikan
Kuesioner
|
TIM
|
Selasa, 27 Agustus 2019
|
10.00 - 12.00
|
Analisis
Kuesioner
|
TIM
|
Rabu, 28 Agustus 2019
|
07.00 - selesai
|
Penyuluhan
|
TIM
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dukungan dalam bentuk sarana prasarana, fasilitas,
finansial atau pun dukungan moril dan
doa. Seberapapun besarnya akan sangat berarti bagi kami. Demikian kiranya yang
dapat kami sampaikan. Mudah-mudahan semua yang di rencanakan dapat berjalan
dengan lancar. Dan tetap berada dalam lindungan dan ridho Allah SWT.
No comments:
Post a Comment